31 Agustus 2012

Bahagian dengan berbagi


Bahagia Dengan Berbagi
Banyak sekali orang yang memiliki harta kekayaan yang berlimpah, tetapi berperilaku bakhil, kikir, dan hanya mementingkan diri sendiri. Mereka tidak peduli terhadap penderitaan kesusahan, dan kesulitan orang lain. Dengan berperilaku seperti itu, mereka mengangap akan menjadi lebih baik, lebih menyejahterahkan, dan lebih membahagiakan dirinya.
Sikap dan pandangan hidup seperti ini secara tajam dikritik oleh Allah SWT dalam firman-Nya pada surat Ali Imran ayat 180. Ayat tersebut berbunyi, “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allahlah segala warisan ( yang ada ) dilangit dan di bumi. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan”.
Allah SWT juga mengingatkan kita bahwasikap kikir dan hanya mementingkan diri sendiri itu pasti akan membawa banyak kerusakan. Bukanhanya tatanan kehidupan pribadi dan keluarga yang dirusak. Prilaku tersebut juga merusak masyarakat dan bangsa di dunia ini apalagi di akhirat nanti. Hal ini berbeda secara diametral dengan pandangan orang pragmatis, materialis dan egois.
Kebahagiaan yang hakiki dan sejati justru akan dapat diraih manakala kita mampu memberikan sesuatu yang kita miliki kepada orang lain yang membutuhkan. Fakir, miskin, anak yatim, dan orang-orang yang menderita lainnya, yang kini jumlahnya semakin banyak, adalah kalangan yang banyak memerlukan kepedulian manusia-manusia yang senang berbagi.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Tabrani dari Abi Darda dikemukakan bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat, “Inginkah kalian mendapatkan ketenangan batin dan kebahagiaan yang hakiki serta terpenuhi segala kebutuhan hidup ? Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah makanan dari sebagian makananmu”. Dalam hadits shahih lainnya dikemukakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya kalian akan diberi pertolongan dan akan diberikan rizki oleh Allah SWT, manakala kalian mau menolong, membantu, dan memberi kepada orang-orang yang lemah dan menderita dalam kehidupan”.
Limpahkan rizki dari harta yang kini sedang kita miliki mamiliki banbanyak tujuan. Salah satu tujuan utamanya adalah menumbuhkan sikap kepedulian sosial dan keberpihakan kepada kaum dhuafa. Tujuan itu bisa dicapai dengan melakukan berbagai kegiatan yang bermafaat bagi peningkatan kesejahteraan  kehidupan mereka sekaligus melatih diri untuk berbagi dan memberi dari apa yang kita miliki. Pantaslah dalam perspektif pandangan ajaran islam bahwa tangan di atas ( memberi ) jauh labih baik dari pada tangan di bawah ( hanya mau menerima ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar